Kekuatan
cinta dapat kita berikan contoh sebagai berikut :
1. Seseorang yang selama ini belum
memiliki rumah sendiri, masih tinggal di rumah kontrakan, sangat kuat
keinginannya untuk memiliki rumah sendiri. Semua energi, daya upaya, pikiran diarahkan
bagaimana caranya harus memiliki rumah sendiri.
2. Seseorang yang selama ini belum
memiliki kendaran pribadi, kemana-mana harus naik kendaraan umum, tentulah
sangat bercita-cita untuk memiliki kendaraan pribadi. Semua yang dilakukannya
dicurahkan pada tujuan untuk memiliki kendaraan pribadi.
Bahkan
pada saat keinginannya tercapai, terkadang seseorang mengucapkan, “Rasanya tidak
percaya saya akhirnya bisa mewujudkan keinginan saya”.
Atau bisa
juga dicontohkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan hobi. Seseorang yang
sangat senang memancing, rela menghabiskan waktunya berjam-jam bahkan
berhari-hari untuk memancing. Sesuatu yang mungkin bagi orang yang tidak hobi
akan terasa membosankan. Namun bagi orang yang hobi, semua kekuatan dan
perasaannya akan fokus dalam mengerjakan hobinya tersebut. Begitu pula jika
seseorang yang hobi dengan batu akik, maka tidak akan mempersoalkan mengenai semua
waktu, biaya yang dikeluarkan untuk hobi batu akiknya tersebut.
Contoh-contoh
diatas, hanyalah sedikit dari banyak contoh lain, yang menggambarkan, kekuatan
dari kecintaan seseorang pada sesuatu benda atau sesuatu hal.
Seharusnya
kecintaan seseorang manusia pada Allah dan Rasul-Nya pun harus sama bahkan
melebihi kecintaan seseorang pada hal-hal kebendaan atau hobinya tersebut.
Sehingga dengan kecintaannya tersebut akan menumbuhkan semangat, kekuatan
dimana seseorang manusia akan melakukan
apapun sebagai wujud kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Seseorang
yang mencintai sesuatu, akan patuh dan taat terhadap apa yang telah diatur atau
diperintahkan oleh yang dicintainya. Begitu juga dengan manusia, apabila sudah
cinta dengan Allah dan Rasul-Nya, maka apapun yang telah diperintah dan
dilarang oleh Allah akan dipatuhi, kembali kepada Al Quran dan Sunah Rasullulah,
akan membuat hidup manusia tidak terombang-ambing oleh keinginan-keinginan
serta nafsu duniawi.
Di
dalam Al Quran, Surat Al Baqarah ayat 165 : Dan di antara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah.
Allah
sudah menyampaikan dalam firman-Nya tersebut, bahwa diantara manusia akan ada yang
mencintai sesuatu yang lain daripada selain Allah. Namun dalam ayat tersebut
juga Allah telah menyatakan bahwa ada orang-orang yang sangat cinta kepada
Allah, yaitu orang-orang yang beriman.
Dalam Surat
At Taubah ayat 24, Allah SWT berfirman :
Katakanlah:
"Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Dalam
ayat ini pun Allah kembali mengingatkan sekiranya manusia lebih mencintai
hal-hal selain daripada Allah, maka orang-orang tersebut masuk ke dalam
golongan orang-orang fasik dan Allah akan mendatangkan keputusan-Nya untuk
perilaku orang-orang seperti ini.
Demikianlah,
sekiranya manusia sadar bahwa apa yang dimilikinya saat ini termasuk
kehidupannya adalah milik Allah SWT, tentulah manusia tidak akan menomorduakan bahkan
menomor sepuluh kan Allah dalam kehidupannya. Tentulah manusia akan bersegera untuk
melaksanakan Shalat jika sudah terdengar azan, tentulah manusia akan memberikan
porsi waktunya lebih banyak untuk Allah SWT. Kecintaan kita terhadap Allah sudah seharusnya melebihi semua kecintaan kita terhadap makhluk ataupun benda lain di muka bumi ini.
No comments:
Post a Comment