Monday, July 6, 2015

Kecintaan Kepada Allah dan Rasulullah

Kekuatan cinta dapat kita berikan contoh sebagai berikut :

1.       Seseorang yang selama ini belum memiliki rumah sendiri, masih tinggal di rumah kontrakan, sangat kuat keinginannya untuk memiliki rumah sendiri. Semua energi, daya upaya, pikiran diarahkan bagaimana caranya harus memiliki rumah sendiri.
2.     Seseorang yang selama ini belum memiliki kendaran pribadi, kemana-mana harus naik kendaraan umum, tentulah sangat bercita-cita untuk memiliki kendaraan pribadi. Semua yang dilakukannya dicurahkan pada tujuan untuk memiliki kendaraan pribadi.

Bahkan pada saat keinginannya tercapai, terkadang seseorang mengucapkan, “Rasanya tidak percaya saya akhirnya bisa mewujudkan keinginan saya”.

Atau bisa juga dicontohkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan hobi. Seseorang yang sangat senang memancing, rela menghabiskan waktunya berjam-jam bahkan berhari-hari untuk memancing. Sesuatu yang mungkin bagi orang yang tidak hobi akan terasa membosankan. Namun bagi orang yang hobi, semua kekuatan dan perasaannya akan fokus dalam mengerjakan hobinya tersebut. Begitu pula jika seseorang yang hobi dengan batu akik, maka tidak akan mempersoalkan mengenai semua waktu, biaya yang dikeluarkan untuk hobi batu akiknya tersebut.

Contoh-contoh diatas, hanyalah sedikit dari banyak contoh lain, yang menggambarkan, kekuatan dari kecintaan seseorang pada sesuatu benda atau sesuatu hal.
Seharusnya kecintaan seseorang manusia pada Allah dan Rasul-Nya pun harus sama bahkan melebihi kecintaan seseorang pada hal-hal kebendaan atau hobinya tersebut. Sehingga dengan kecintaannya tersebut akan menumbuhkan semangat, kekuatan dimana seseorang manusia akan melakukan  apapun sebagai wujud kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Seseorang yang mencintai sesuatu, akan patuh dan taat terhadap apa yang telah diatur atau diperintahkan oleh yang dicintainya. Begitu juga dengan manusia, apabila sudah cinta dengan Allah dan Rasul-Nya, maka apapun yang telah diperintah dan dilarang oleh Allah akan dipatuhi, kembali kepada Al Quran dan Sunah Rasullulah, akan membuat hidup manusia tidak terombang-ambing oleh keinginan-keinginan serta nafsu duniawi.

Di dalam Al Quran, Surat Al Baqarah ayat 165 : Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.

Allah sudah menyampaikan dalam firman-Nya tersebut, bahwa diantara manusia akan ada yang mencintai sesuatu yang lain daripada selain Allah. Namun dalam ayat tersebut juga Allah telah menyatakan bahwa ada orang-orang yang sangat cinta kepada Allah, yaitu orang-orang yang beriman.

Dalam Surat At Taubah ayat 24, Allah SWT berfirman :
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.

Dalam ayat ini pun Allah kembali mengingatkan sekiranya manusia lebih mencintai hal-hal selain daripada Allah, maka orang-orang tersebut masuk ke dalam golongan orang-orang fasik dan Allah akan mendatangkan keputusan-Nya untuk perilaku orang-orang seperti ini.


Demikianlah, sekiranya manusia sadar bahwa apa yang dimilikinya saat ini termasuk kehidupannya adalah milik Allah SWT, tentulah manusia tidak akan menomorduakan bahkan menomor sepuluh kan Allah dalam kehidupannya. Tentulah manusia akan bersegera untuk melaksanakan Shalat jika sudah terdengar azan, tentulah manusia akan memberikan porsi waktunya lebih banyak untuk Allah SWT. Kecintaan kita terhadap Allah sudah seharusnya melebihi semua kecintaan kita terhadap makhluk ataupun benda lain di muka bumi ini.

No comments:

Post a Comment