Pilpres 2014, menurut saya adalah pilpres paling seru yang pernah terjadi di Indonesia. Secara kebetulan hanya ada 2 orang capres yang bertarung, yaitu Prabowo dan Joko Widodo.
Luar biasa memperhatikan bagaimana pendukung dari kedua capres ini saling menunjukkan dukungan terhadap capres masing-masing. Bahkan sampai ada hubungan pertemanan dan persaudaraan yang retak karena berbeda pendapat dan sikap atas capres dukungannya.
Lihatlah di social media. Masing-masing men-share berita-berita terkait dengan capres dukungannya, tanpa perduli apakah berita ini valid atau tidak. Muncul istilah black campaign, negative campaign.
Setelah KPU mengumumkan hasil perhitungan suara pun, masing-masing pendukung masih terus membagikan berita-berita terkait dengan keabsahan hasil perhitungan suara.
Sebegitu hebatnya dukungan dari masyarakat terhadap kedua capres ini. Bahkan menurut saya berlebihan. Sampai saya berpikir, memangnya jika Capres A terpilih jadi presiden, anda itu akan diangkat sebagai apa? Anda itu akan diberikan posisi apa? Belajar dari pilpres tahun-tahun sebelumnya, Capres hanya mengumbar janji saja pada saat kampanye. Begitu mereka dipercaya rakyat, mereka tidak amanah. Kenapa rakyat di negara ini tidak belajar dari pengalaman mereka sebelumnya.
Indonesia ini negara yang sangat kaya. Jadi rebutan para petinggi di negeri untuk memperebutkan jabatan. Bahkan sampai asing pun campur tangan dalam kedaulatan negara ini. Saya tidak yakin kedua capres ini akan bisa melepaskan diri dari campur tangan pihak asing. Karena negara-negara asing pun tidak akan rela begitu saja, pengaruh mereka lepas di Indonesia. Dan keserakahan pejabat-pejabat di negara ini, menjadi lahan empuk bagi pihak asing untuk menanamkan pengaruh mereka di negara ini.
Semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada pejabat-pejabat di negara ini, agar ingat akan bahwa jabatan itu dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.